SAM
SENG
Apa
itu Sam Seng? Sebagian orang pasti berpikir kalau Sam Seng itu preman pasar yang
memiliki tattoo di badannya dan suka malak orang yang lewat? Apa kamu salah satu
orang yang berpikir demikian? Kalo benar, selamat! Jawaban kamu salah. Loh kok salah?
Pasti banyak yang berpikir demikian. Sam Seng yang akan kita bahas bukan Sam
Seng yang seperti bayangan kalian sobat…
Sam Seng yang kita maksud disini
adalah adalah menu sembahyang makanan leluhur yang harus ada dalam upacara yang
besar yang biasanya terdapat dalam perayaan-perayaan etnis Tionghoa, seperti
Imlek, Cap Go Meh maupun perayaan lainnya.
Sam
Seng biasanya menggunakan 3 daging hewan yaitu bandeng, ayam, dan babi. Ketiga
daging tersebut mewakili hewan air, udara, dan darat yang ada di dunia. Kita
boleh memilih salah satu atau jika kondisi dimungkinkan, bisa juga kita
menyajikan semuanya, karena semua tergantung pada kemampuan kita masing-masing,
jadi tidak ditentukan besar atau kecilnya persembahan yang diberikan. Sepotong
kecil pun tak masalah, karena yang dilihat adalah pengabdian kita kepada dewa
dewi dan leluhur kita. Cara pembuatannya pun sangat amat mudah, daging yang
telah dicuci, kemudian direbus hingga matang, tidak perlu diberi bumbu. Untuk sajian ikan, dapat diolah
menjadi pindang.
Sam
Seng tidak hanya sekedar menjadi hidangan utama dalam suatu perayaan besar, Sam
Seng memiliki makna bahwa manusia tidak boleh hidup dengan membawa sifat yang
sama seperti hewan, terutama hewan yang disajikan dalam Sam Seng. Setiap hewan
yang disajikan dalam Sam Seng memiliki arti yang berbeda satu sama lain. Makna
dalam hewan tersebut yaitu :
·
Bandeng
Kulit
ikan itu bersisik maka ini bisa diumpamakan seperti seekor ular, dengan
pengertian agar kita jangan berlaku jahat pada orang lain seperti ular.
Namun ada juga yang menghubungkan ikan sebagai perlambang rezeki, karena dalam logat Mandarin kata "ikan" sama bunyinya dengan kata "yu" yang berarti rezeki.
Namun ada juga yang menghubungkan ikan sebagai perlambang rezeki, karena dalam logat Mandarin kata "ikan" sama bunyinya dengan kata "yu" yang berarti rezeki.
·
Ayam
Suka
pindah-pindah pada saat makan, sehinggga ketika makanan yang ada didepan
matanya belum habis pun sudah mau pindah lagi ke tempat lain atau melambangkan
sifat yang serakah.
·
Babi
Kerjanya
hanya makan dan tidur, sehingga babi melambangkan sifat pemalas.
Penyajian
Sam Seng juga dapat diolah menjadi beberapa jenis makanan dan biasanya makanan
hasil olahan Sam Seng pasti ada dalam setiap perayaan Tionghoa, baik besar
maupun kecil. Makanan yang pasti ada yaitu olahan ayam, karena hamper semua orang
menyukai ayam, sehingga yang paling umum disajikan adalah opor ayam, ayam
kuning, dan ayam goreng. Untuk bandeng, sebagian orang menyajikannya, olahan
bandeng dapat berupa bandeng presto, pindang, dan berbagai olahan lainnya.
Sementara untuk babi, tidak semua orang menggunakan babi, karena harganya yang
cukup mahal dan lumayan sulit untuk didapatkan. Olahan babi yang paling umum
adalah babi kecap, karena cara memasak babi kecap yang cukup mudah dilakukan
sehingga menu ini menjadi menu olahan babi favorit bagi etnis Tionghoa.
Dalam
melakukan upacara atau perayaan Tionghoa, janganlah kita hanya ikut meramaikan suasana,
namun kita juga harus mengetahui makna dan alasan mengapa tradisi tersebut kita
lakukan. Hal ini kita jalankan agar generasi kita dapat meneruskan tradisi yang
telah tertanam kepada generasi lain, sehingga akan terus ada hingga kapan pun. Sekian
mengenai Sam Seng yang dapat kami sampaikan, mari lestarikan tradisi Tionghoa
di lingkungan kita.
Salam
Liong Cay.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar