>

Rabu, 23 Maret 2016

SAM SENG

SAM SENG




Apa itu Sam Seng? Sebagian orang pasti berpikir kalau Sam Seng itu preman pasar yang memiliki tattoo di badannya dan suka malak orang yang lewat? Apa kamu salah satu orang yang berpikir demikian? Kalo benar, selamat! Jawaban kamu salah. Loh kok salah? Pasti banyak yang berpikir demikian. Sam Seng yang akan kita bahas bukan Sam Seng yang seperti bayangan kalian sobat… 

Sam Seng yang kita maksud disini adalah adalah menu sembahyang makanan leluhur yang harus ada dalam upacara yang besar yang biasanya terdapat dalam perayaan-perayaan etnis Tionghoa, seperti Imlek, Cap Go Meh maupun perayaan lainnya.

Sam Seng biasanya menggunakan 3 daging hewan yaitu bandeng, ayam, dan babi. Ketiga daging tersebut mewakili hewan air, udara, dan darat yang ada di dunia. Kita boleh memilih salah satu atau jika kondisi dimungkinkan, bisa juga kita menyajikan semuanya, karena semua tergantung pada kemampuan kita masing-masing, jadi tidak ditentukan besar atau kecilnya persembahan yang diberikan. Sepotong kecil pun tak masalah, karena yang dilihat adalah pengabdian kita kepada dewa dewi dan leluhur kita. Cara pembuatannya pun sangat amat mudah, daging yang telah dicuci, kemudian direbus hingga matang, tidak perlu diberi bumbu. Untuk sajian ikan, dapat diolah menjadi pindang.

Sam Seng tidak hanya sekedar menjadi hidangan utama dalam suatu perayaan besar, Sam Seng memiliki makna bahwa manusia tidak boleh hidup dengan membawa sifat yang sama seperti hewan, terutama hewan yang disajikan dalam Sam Seng. Setiap hewan yang disajikan dalam Sam Seng memiliki arti yang berbeda satu sama lain. Makna dalam hewan tersebut yaitu :

·         Bandeng 


Kulit ikan itu bersisik maka ini bisa diumpamakan seperti seekor ular, dengan pengertian agar kita jangan berlaku jahat pada orang lain seperti ular.
Namun ada juga yang menghubungkan ikan sebagai perlambang rezeki, karena dalam logat Mandarin kata "ikan" sama bunyinya dengan kata "yu" yang berarti rezeki.


·         Ayam


Suka pindah-pindah pada saat makan, sehinggga ketika makanan yang ada didepan matanya belum habis pun sudah mau pindah lagi ke tempat lain atau melambangkan sifat yang serakah.
  
 
·         Babi


Kerjanya hanya makan dan tidur, sehingga babi melambangkan sifat pemalas.

Penyajian Sam Seng juga dapat diolah menjadi beberapa jenis makanan dan biasanya makanan hasil olahan Sam Seng pasti ada dalam setiap perayaan Tionghoa, baik besar maupun kecil. Makanan yang pasti ada yaitu olahan ayam, karena hamper semua orang menyukai ayam, sehingga yang paling umum disajikan adalah opor ayam, ayam kuning, dan ayam goreng. Untuk bandeng, sebagian orang menyajikannya, olahan bandeng dapat berupa bandeng presto, pindang, dan berbagai olahan lainnya. Sementara untuk babi, tidak semua orang menggunakan babi, karena harganya yang cukup mahal dan lumayan sulit untuk didapatkan. Olahan babi yang paling umum adalah babi kecap, karena cara memasak babi kecap yang cukup mudah dilakukan sehingga menu ini menjadi menu olahan babi favorit bagi etnis Tionghoa.

Dalam melakukan upacara atau perayaan Tionghoa, janganlah kita hanya ikut meramaikan suasana, namun kita juga harus mengetahui makna dan alasan mengapa tradisi tersebut kita lakukan. Hal ini kita jalankan agar generasi kita dapat meneruskan tradisi yang telah tertanam kepada generasi lain, sehingga akan terus ada hingga kapan pun. Sekian mengenai Sam Seng yang dapat kami sampaikan, mari lestarikan tradisi Tionghoa di lingkungan kita.

Salam Liong Cay.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar